Berdasarkan informasi dihimpun, Orang Bunian disebut-sebut sejenis makhluk halus dari wilayah Sumatera Barat. Menurut mitos, Orang Bunian itu bentuknya menyerupai manusia dan biasanya tinggal di pedalaman hutan atau di gunung-gunung. Orang Bunian kadang-kadang juga dikaitkan dengan istilah dewa, dalam hal ini pengertiannya tidak sama dengan dewa dalam ajaran Hindu maupun Budha.
Dewa dalam istilah Minangkabau berarti sebangsa makhluk halus yang tinggal di wilayah hutan, di dekat bukit-bukit, atau di area pekuburan. Biasanya bila hari menjelang matahari terbenam di pinggir bukit akan tercium sebuah aroma yang biasa dikenal dengan nama 'samba dewa' yang diartikan dalam bahasa Indonesia 'masakan dewa'.
Maka itu, biasanya di kampung-kampung di sumatera Barat, jika menjelang magrib anak-anak dilarang berkeliaran. Ancaman diambil atau dibawa oleh Orang Bunian selalu dilontarkan oleh orang tua mereka. Samba dewa dipercaya sebagai daya tarik untuk orang mencari sumber aroma tersebut.
"Dari dulu sampai sekarang ibu saya nggak mengizinkan masuk ke dalam ladang kalau sudah sore-sore, takut di bawa Orang Bunian nantinya," ujar Mahasiswi Kebidanan di Bukit Tinggi, Helmi (19), saat dihubungi merdeka.com, Jumat (9/5).
Dewa sendiri dalam kepercayaan Minangkabau lebih kepada perempuan yang cantik dan rupawan, menyerupai peri kalau di dalam buku dongeng anak-anak.
Meski mereka diyakini tinggal di hutan atau daerah perbukitan, tidak sembarang orang yang dapat bertemu langsung dengannya. Sebab Orang Bunian memiliki dimensi lain dari yang didiami manusia. Seperti manusia, mereka juga berkeluarga dan memiliki struktur sosialnya.
Menurut cerita, mereka menampakkan diri kepada orang-orang yang mereka inginkan atau saat mereka jatuh cinta terhadap orang tersebut. Biasanya, orang yang mereka inginkan itu, saat terjebak perangkat tersebut, tak pernah kembali ke dunia nyata lagi. Kalaupun kembali, orang tersebut terlihat seperti orang gila.
Keberadaan Orang Bunian sampai saat ini masih menjadi misteri. Sebagian masih beranggapan bahwa ini hanya mitos yang masih banyak di percayai orang. Selain masyarakat Minangkabau, masyarakat Kalimantan Barat khususnya Sambas pada umumnya mempercayai keberadaan mitos Orang Bunian.
Namun, menurut pengakuan Eki (23), Mahasiswa Antropologi UNPAD, bahwa dia meyakini adanya keberadaan Orang Bunian. Eki yang hobi naik gunung ini menjelaskan, bahwa Orang Bunian biasanya berada di gunung-gunung. "Ada wilayah yang jadi larangan dan itu menjadi kampungnya Orang Bunian," ujarnya.
Dia melanjutkan, jika berada di kampungnya Orang Bunian, jangan harap dapat kembali. Kalaupun kembali, menurut Eki, orang itu sudah seperti orang gila. "Kadang orang yang kembali suka ngobrol sendiri, entah dengan siapa dia ngomong,"
Eki melanjutkan, bahwa Orang Bunian terkenal di kalangan orang-orang Sungai Penuh, Kerinci. "Di hutan-hutan Gunung Kerinci mereka ada, bahkan banyak peneliti dari luar negeri melakukan penelitian keberadaan Orang Bunian tersebut di sana. Ya, walau penelitian itu belum ada hasilnya. Cuma jejak-jejak kaki mereka sering ditemukan warga. Penampakan bayangan mereka juga tertangkap kamera."
Ketika dikonfirmasikan keberadaan Orang Bunian kepada salah satu warga Kerinci, Febri (25), dia menjelaskan bahwa di Kerinci Orang Bunian di sebut dengan Uhang Pandak. "Mereka tinggal di dekat gunung Kerinci. Orang-orang sering menemukan jejak kakinya yang besar-besar. Tapi, Febri belum dengar ada orang yang bertemu langsung," ujarnya.
Masalah keberadaan Orang Bunian sempat mengundang perhatian saat dukun sakti dari Malaysia, mengatakan bahwa ada kemungkinan para penumpang Malaysia Airlines saat ini telah dibawa ke dunia Orang Bunian ini. Entah benar atau tidak, tergantung diri masing-masing mempercayai hal tersebut.
Hal yang terpenting, sampai saat ini keberadaan Orang Bunian belum bisa dibuktikan dengan cara ilmiah. Berita mengenai mereka pun hanya bersumber dari cerita rakyat atau dongeng yang tidak diketahui sumbernya.