Lebar dan panjang pulau ini hanya beberapa kilometer saja. Penduduk setempat tidak tinggal di pulau tersebut karena mereka menganggapnya sebagai pulau kutukan.
Sejumlah peristiwa aneh terjadi, orang-orang yang datang ke pulau berbentuk lingkaran itu lenyap secara misterius dan tidak pernah kembali.
Kisah itu pernah menimpa penjelajah Inggris Vivian Foss yang memimpin sebuah ekspedisi pada tahun 1935 untuk menjelajahi pulau itu. Dia tak sendirian, dia ditemani dua koleganya, Martin Scheverries dan Bill Dyson, yang berangkat terlebih dahulu ke pulau itu.
Ketiganya berjanji untuk bertemu kembali di sebuah titik kumpul lima hari kemudian. Namun setelah lima hari, Scheverries dan Dyson tidak muncul di titik kumpul yang telah disepakati.
Tim SAR kemudian diutus untuk melakukan pencarian keduanya. Sayang, mereka tidak menemukan tanda-tanda kehadiran atau aktivitas Scheverries dan Dyson. Apa yang ditemukan tim penyelamat hanya sebuah desa suku Aborigin yang sunyi di pulau itu.
Karena rasa penasaran yang bergejolak, Foss kemudian menyewa sebuah helikopter untuk mensurvei pulau. Hasilnya nihil, dia tak menemukan apa-apa.
Penduduk di luar pulau itu memberitahu Foss bahwa bertahun-tahun lalu, manusia pernah hidup di pulau itu. Mereka bertahan hidup dengan menangkap ikan, berburu hewan liar, dan memberlakukan sistem barter dengan penduduk di luar pulau.
Namun, sesuatu hal aneh terjadi. Seluruh penghuni pulau tiba-tiba lenyap tanpa jejak.
Sejumlah orang di luar pulau pergi ke lokasi kejadian untuk mengeksplorasi apa yang terjadi. Ketika mereka tiba di sana, mereka terpana melihat pemandangan yang mereka lihat.
Desa itu seperti telah lama ditinggalkan, tetapi rumah-rumahnya dibiarkan utuh. Fakta mengejutkan lain yaitu sisa pembakaran ikan yang terlihat masih baru. Kemana penduduk pulau itu pergi? Meski kenyataannya, tak ada tempat untuk bersembunyi di pulau itu
Bandar Q Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya